Minggu, 19 Juli 2015

KASUSUS TOLIKARA TERMASUK PELANGGARAN HAM

Tindakan oknum polisi berbagai cara mencari konflik di seluruh wilayah papua. Hal ini merupakan mengundang reaksi publik untuk daerah papua selalu di stigmakan zona konflik. Namun pada kenyataanya semua persoalan yang terjadi adalah ula dari keamanan negara dan ketahanan negara yaitu Polisi dan TNI yang khususnya bertugas di wilayah papua. Ketika kita telusuri kasus yang terjadi di Tolikara, maka polres setempat tidak diindahkan surat pemberitahuan yang diberitahukan sebelum mengadakan kegiatan seminar dari pemuda Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) oleh DPRD dua minggu sebelumnya.

Akar persoalannya adalah bukan siapa-siapa tetapi dari polisi, yang kemudian pandangan publik seolah-olah menyudutkan pemimpin gereja bahkan orang papua diklaim sebagai tidak memiliki unsur toleransi umat beragama di indonesia. Kemudian polisi bersandiwara terhadap kenyataan yang terjadi bukan hanya kasus Tolikara tetapi kasus lain. Tindakan keamanan di papua semakin hari semakin mencederai hukum yang tugasnya adalah mengamankan masalah bukan membuat masalah dan pengecut.

Tindakan seperti ini, sungguh resahkan masyarakat papua pada umumnya, karena semua berbuatannya, yang menjadi korban adalah warga sipil sehingga rakyat papua tidak mengakui polisi/TNI selain Pdt. Karena pada dasarnya semua masalah yang di hadapi oleh rakyat papua, semua aktornya adalah Polisi/TNI yang note benenya adalah penegak hukum alias (keamanan dan ketahanan) negara yang penembahkan terhadap warga secara semena-mena. Bukankah senjata adalah alat negara? Berbuatan sebagian polisi/TNI senjata dijadikan sebagai alat penanggap atau pemangsa nyawa manusia papua.

Kasus di Tolikara, polisi diiamkan setelah menerima surat izin atau pemberitahuan yang diterbitkan oleh DPRD dan pemerintah daerah Kabupaten Tolikara dalam rangkah seminar dan KKR bertaraf Nasional/Internasional yang dilakukan oleh Pemuda GIDI tersebut. Kemudian setelah konflik terjadi bereaksi lalu polisi turun dan melakukan penembakan secara liar sehinnga belasan pemuda dan masyarakat terkena peluru senjata berakibat tindakan polisi. Berbuatan aknum polisi diduga desain secara struktur, masif dan terencana sehingga konfliknya mempojokan gereja dan mematikan nyawa yang tidak berdosa

Akibat tindakan polisi tersebut, 1 anak berusia 15 tahun bernama Endi Wanimbo meninggal dalam insiden dan yang lainnya sementara keadaan dalam perawatan baik RSUD di wamena maupun di Jayapura. Gereja, mazjid atau tempat ibadah bukanlah tempat dimana dijadikan untuk objek suatu masalah atau konflik, melainkan tempat untuk beribadah yaitu mengajarkan hal-hal yang menyangkut dengan kepercayaan yang di dipercayainya. Indonesia merupakan negara yang flural akan agama, yang mana dalam pelaksanaanya wajib saling menghormati anta kepercayaan yang satu dengan yang lainnya sehingga semboyan bhineka tunggal ika selalu ada dalam kehidupan rakyat indoensia.

Apapun bentuk kegiatan keagamaan, saling menghormati dilakukan secara administrasi organisasi agama guna mencega dari tindakan yang menodai hubungan Tuhan dengan para umatnya. Hal ini merupakan upaya neteralisasi hubungan sosial menujuh keharmonisan agama sehingga eksisitensi agama selalu berada dalam kodiror hukum yang berlaku secara nasional. Pemimpin TNI/POLRI, tokoh Agma, tokoh masyarakat bahkah pemerintah harus menyikapi dengan baik khususnya diwilayah papua.

Kemudian diluar papua, jangan pernah bergobar-gobar mengejar informasi yang cenderung pada mengandung unsur negatif, karena insiden ini bukan masalah murni, melainkan ada kambing hitam dibalik masalah. Salah satunya adalah media baik media lokal maupun media nasional, diharapkan supaya memberitakan sesuai dengan fakta agar bisa mengetahui sebenarnya siapa aktor dibalik masalah ini. Media nasional diwilayah papua rupaya pelaksanaan sebagai media tiba akal tiba masa karena hanya sisi negatif yang mengejarnya dan lain sisi tidak mediasi hal ini merupakan diskriminasi.

Diharapkan kepada KOMNAS HAM supaya segera membentuk tim dan usutkan kasus Tolikara supaya bisa menemukan aktor konflik diwilayah papua pada umumnya dan pada khususnya di Tolikara sehingga tidak berpanjang masalah tersebut. (Viktor Mirin)

MENDIDIK RAKYAT DENGAN PERGERAKAN MENDIDIK PEMERINTAH DENGAN PERLAWANAN

Jumat, 10 Juli 2015

Pehuni Asrama Papua Cenderawasi IV Makassar Menggelar Pelantikan Dan Rapat Kerja



Kota Study News: Pemilihan Ketua Asrama Mahasiswa Papua Cenderawasi IV makassar, di lakukan pada beberapa hari yang lalu, dimana dalam pemilihan tersebut ada sekian colon yang mencalonkan diri sebagai pengurus asrama, selama satu periode yaitu 2015/2016 dimana dimenangkan secara mutlak oleh sdr. Nas Murib mahasiswa asal kabupaten Nduga dengan perolehan sebanyak 18 suara. dan berhasil mengalahkan beberapa kandidat lainnya.

pada hari ini tanggal, 10 Juni 2015 telah melaksanakan pelantikan dirangkaikan dengan rapat kerja (RAKER) selama satu periode. Dalam acara tersebut, dihadiri beberapa organisasi daerah papua (ORGANDAP) serta penghuni asrama cenderasih IV makassar. Kemudian melantik para pengurus baru oleh salah seorang senior yaitu Hosea Wonda, yang mana di ketuai oleh Nas Murib dan didalamnya beberapa biro-biro yang dapat membawah penghuni asrama pada arah yang diharapkan.

Kota study news diwawancarai kepada Nas Murib selaku ketua baru terpilih, mengatakan bawah saya akan berusaha mengawal program kerja baik dari pengurus inti maupun hasil rapat yang akan putuskan melalui setiap biro-biro yang ada. Lanjutanya, saya akan berusaha semaksimal mungkin di mana membangun hubungan komunikasi dengan beberapa ORGANDAP yang ada sehingga kolektivitas dan solidaritas tetap akan bangun secara bersama-sama. Sangat membutuhkan juga kepedulian dari Pemerintah Daerah Papua dan Papua Barat harapannya supaya asrama juga segera renopasi karena sebagian material dan fasilitas asrama sudah rusak.

Ia juga sangat mengharapkan kepada kebawahannya agar bekerja dengan sungguh-sungguh sehingga bisa menjawab visi dan misi yang dipaparkan sebelumnya.pada dasarnya dari sinilah akan membentuk karakter baik secara fisikis maupun moralitas selain belajar di kampus-kampus bahkan di tempat pelatihan dan seminar sehingga mampu menyiapkan diri untuk menghadapi era persaingan belajar dan kerja.

Acara tersebut dilaksanakan di Asrama papua Jl. Lanto daeng pasewang pada pukul 9.00 Wita dengan dana yang sekupnya. Perkantian pengurus baru dilakukan karena sudah habis masa kepengurusan bahkan kondisi perkembangan yang sangat prihatin dengan kebiasaan yang tidak pada mestinya, sehingga melalui pengurus baru ini, bisa dapat mengendalikan dari kondisi yang tidak memungkinkan kebiasaannya.
 
Asso Sobolim/Viktor M


Kamis, 25 Juni 2015

Mahasiswa Papua Di Kota Makassar Menolak Upaya MELINDO Untuk Mengagalkan ULMWP Masuk Ke MSG



Mahasiswa Sedang mendengarkan saat persentase hasil berita

Pemuda dan mahasiswa di kota studi makassar, selama beberapa hari terakhir ini telah menunggu hasil Konferensi Tingkat Tinggi MSG, ternyata berita yang diberitakan dari tempat KTT bahwa pihak dari indonesia yang mengatasnamakan diri Malenesia-Indonesia (MELINDO), berupaya mengagalkan dengan mengajukan namu baru yaitu MELINDO di saat konferensi berlangsung di honiara salamon island.

Terkecut dengan isu tersebut, maka mahasiswa papua telah mengadakan pertemuan langsung di Asrma Yahukimo, dan sangat menolak dengan akan ada MELINDO atas nama rakyat papua. Karena melindo ini sangat jelas, bahwa ada oknum kolonialisme Indonesia untuk mengagalkan ULMWP di MSG.

Dalam wawancara Kota Studynews. Kepada salah satu seorang mahasiswa yang beperan aktif untuk mendukung penuh jalannya KTT MSG, oleh Kristian Degey mengungkapkan bahwakami pada dasarnya sangat kecewa dengan tindakan yang dilakukan oleh MELINDO oleh beberapa oknum untuk mengagalkan usaha yang dilakukan oleh ULMWP dimana atas nama rakyat papua, baik yang masih hidup maupun yang sudah mati dibunuh oleh kaum penjajah yaitu kolonialisme indonesia, demi nenek myang, tulang-belulang untuk harga diri bagi bangsa papua. Dalam lanjutanya ia sangat yakin, dengan usaha dari beberapa tuan-tuan yang masih eksis memperjuangkan hak rakyat papua yaitu Tuan Beny Wenda dan kawan-kawannya untuk mengalahkan usaha jahat tersebut.

Sepertia yang beritakan oleh beberapa media lokal papua maupun media antara bahwa kekuatan sangat besar untuk mendukung kepada bangsa papua barat ditetapkan sebagai anggota tetap MSG selamannya. Karena pemimpin MSG juga sangat mendukung penuh papua barat, oleh sebab itu segera hentikan usaha liar oleh kaum kolonialisme indonesia. Dan harap suaya ada beberapa tokoh papua juga yang memperjuangkan MELINDO segera mengaku diri bahwa saya adalah orang papua yaitu kulit hitam dan ramput kriting.

Kemudian mengaku, jika ada kepentingan indonesia yang memperjuangkan di KTT MSG pada saat ini. Seperti sebutkan namannya dalam laporan melalui media ini: http://suarawiyaimana.blogspot.com/2015/06/laporan-perkembangan-pertemuan-msg-di.html?m=1,anda harus sadar dan melihat dirimu dengan baik. Karena anda adalah pencilat segala milik negara indonesia sehingga buta untuk melihat rakyat papua yang sedang menderita diatas tanahnya sendiri.

Kami sangat menolak dengan MELINDO karena sama saja ia menjual rakyat papua kepada orang lain (penghianat), kepentingan sehingga kami berharap supaya pemimpin MSG melihat secara objektif, sebab ULMWP sudah cukup lama berusaha selamatkan bangsa paua dari segala penindasan dihadapan bangsa malensia. MELINDO adalah salah satu usaha penindasan yang secara, terstruktur terencana dan secara sistematis oleh negara indonesia.
(Viktor/Andi/Kris/KTNS)

Selasa, 23 Juni 2015

FSMPRP DI KOTA STUDI MAKASSAR MEDUKUNG ULMWP MASUK KE MSG



Beberapa Organisasi Daerah Papua (ORGANDAP) yang tergabung dalam Forum Solidaritas Mahasiswa Peduli Rakyat Papua, telah berkumpul di Asrama Mahasiwa Yahukimo Di Jl. Cilallang Jaya untuk mendukung terhadap The United Liberation Movement For West Papua (ULMWP).

Sudah sekian lama banyak manusia papua, yang dimusnahkan oleh antek kolonialisme indonesia yaitu TNI/POLRI yang dimana tak kunjung akhir oleh pemerintahan indonesia dari periode-keperiode sehingga beberapa aktivis papua barat membawah masalah tersebut akan di ajukan sidang Konferensi Tingkat Tingga (KTT) pada Melanesia Spearhead Group (MSG) untuk memberikan sebuah warna bagi bangsa papua barat.

Ribuan mahasiswa tersebut, dengan penuh mendukung terhadap jalannya sidang Konferensi Tingkat Tingga (KTT) Melanesia Spearhead Group (MSG) yang berlangsung selama 3 tiga hari yaitu pada tanggal 24-26 juni 2015 di honiara kepulan salamon. Hasil resulusi kebinet yang diumumkan oleh perdana menteri salamon  
 Manasye. D. Sogavare MP  dengan penuh semangat membela rakyat Papua Barat.

Dalam teori organisasi, Berserikat berorganisasi adalah hak setiap manusia yang wajib dihormati dan dijunjung tinggi harkar dan martabat seseorang. Dengan asumsi tersebut sehingga perdana menteri kepulauan salamon, sangat paham dan mendukung kepada bangsa papua barat dalil keinginannya untuk menggabungkan sebagai anggota Melanesia Spearhead Group (MSG) melalui KTT ini.

Diskusi publik (Public Discusion)  dengan tema mendukung penuh terhadap ULMWP di MSG untuk anggota tetap, berlangsung selama 4 jam lebih WITA. Dalam diskusi yang dipimpin langsung oleh Chris Degey dan kawan-kawannya. Dalam diskusinya banyak pandangan yang menjadi pikiran yang menyikapi dari fenomena yang terjadi di wilayah papua, namun pimpinan negara indonesia sangat buta melihat rakyat papua yang selama ini sangat terancam dengan berbagai cara.

Kenyataan ini, indonesia harus menghargai dan menghormati, setelah tetapkanya anggota sah rakyat papua di Melanesia Spearhead Group (MSG) yang nantinya seperti setmen yang di umumkan secara resmi beberapa hasil resulusi kabinet kepulauan salamon.

Kesimpulannya adalah semua pemuda dan mahasiswa papua yang ada di kota makassar, kami sangat mendukung proses konferensi ini, sehingga bisa melahirkan resolusi yang terbaik bagi rakyat papua barat. Dan harapkan kepada pemimpin MSG agar melihat secara objektib dengan adannya niat dan solidaritas atas bangsa malenesia di muka bumi ini.

Ada upaya yang dilakukan oleh oknum malenesia-indonesia (melindo), untuk menggagalkan atau membangun adu domba antara PNG, Fiji dan papua, segera dihentikan secara moralitas maupun fisikis, sehingga FNG dan Fiji mengambil keputusan secara objektif terhadap nasib bangsa Papua Barat. Melindo merupakan bagian dari manusia yang tidak lahir dari normalnya manusia bisa yang bisa menghargai usaha dan nilai suatu bangsa sehingga kami harap PNG dan Fiji secara konsisten untuk melihat Papua Barat yang sebenarnya. Bisa lihat hasil wawancara disini:https://www.youtube.com/watch?v=mHtt67Ynq8g&feature=youtu.be
Klik disi untuk translate: http://tambahangambar.blogspot.com/
 (Viktor Mirin/Kristian Degei/Paul Waffa)


PAPUA STUDENTS STUDY IN THE CITY OF ULMWP MAKASSAR FULL SUPPORT TO SMG



Some Regional Organization Papua incorporated in the People's Solidarity Forum Student Care Papua, have gathered in Student Dormitory Yakuhimo On Jl. Cilallang Jaya for support against the United Liberation Movement For West Papua (ULMWP).

For a long time many people of Papua, which was destroyed by stooge Indonesian colonialism that TNI / Police who where never end by the Indonesian government from the period-keperiode that some activists in West Papua presenting any problems will be in the proposed trial Tingga Summit (Summit) at the Melanesian Spearhead Group (MSG) to provide a color for the people of West Papua.


Thousands of students, with the full support of the proceedings Tingga Level Conference (KTT) Melanesian Spearhead Group (MSG) which lasted for 3 three days on 24-26 June 2015 in honiara puff Salamon. Kebinet resulusi results announced by the prime minister Manasseh Salamon.


Sogavare MP vigorously defend the people of West Papua
.In organizational theory, organizational Association is the right of every human being which must be respected and upheld harkar and dignity of a person. With these assumptions so that the prime minister of the island Salamon, very understanding and support to the people of West Papua postulate desire to incorporate as a member of the Melanesian Spearhead Group (MSG) through this summit.

Public discussion (Public Discussion) with the theme fully supports ULMWP at MSG for permanent members, lasted 4 hours pm. In a discussion led by Chris Degey and his friends. In view of the many discussions that address the mind of the phenomena occurring in the territory of Papua, but the Indonesian state leaders so blind to see the people of Papua that has been highly threatened in various ways.

This fact, Indonesia must respect and honor, after tetapkanya legitimate members of the Papuan people in Melanesia Spearhead Group (MSG) that would like setmen the officially announced results resulusi cabinet several islands Salamon.

The conclusion is all youth and students Papua in the city of Makassar, we strongly support the conference process, so they can give birth to a resolution that is best for the people of West Papua. And expect to MSG leaders that see objektib with adannya intentions and solidarity over malenesia nation on earth.

No attempt was made by unscrupulous malenesia-Indonesia (Melindo), to thwart or build pitting between PNG, Fiji and Papua, immediately terminated and fisikis morality, so FNG and Fiji take decisions objectively about the fate of people of West Papua. Melindo is part of a man who was not born of a normal man can who can appreciate the value of a nation's business and so we hope PNG and Fiji consistently to see the real West Papua. Can see the interview here:
Suport (Viktor Mirin / Kristian Degei / Paul Waffa)

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com