Rabu, 09 Desember 2015

SOLIDARITAS MAHASISWA PAPUA UNJUK RASA DEPAN PINTU SATU UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

Papua Adalah Kita !!

Solidaritasmahasiswa - Tepat hari selasa (1/12/15) yang lalu kembali terjadi tindakan represif oleh anggota kepolisian terhadap Mahasiswa Papua yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua. Aksi yang digelar di Bundaran HI Jakarta ini merupakan aksi memperingati HUT West Papua yang ke-54. Menurut data yang dilansir oleh beberapa media bahwa terdapat 3o6 Mahasiswa yang ditahan oleh POLDA Metro Jaya. Tidak hanya itu, perlakuan aparat kepolisian mengkibatkan beberapa orang massa aksi terluka parah. Niko Suhun terkena timah gas air mata  dileher dan jatuh di tempat, akibatnya Nuhun mengalami kritis dan dirawat di RumahSakit (RS), Demison Wakur terkena tabung gas air mata di kepala dan jatuh di tempat. Arif ditendang dipaha dan mengalami pembengkakan, Zeth Tabuni dikepung dan dikeroyok oleh polisi. Akibatnya, pelipis mata Zeth pecah. Zeth dikeroyok saat berusaha menolong Niko.
Kecaman atas tindakan Refresif Polisi
Kecaman atas tindakan Refresif Polisi
Tindakan yang dilakukan pihak Kepolisaan tersebut mendapatkan banyak kecaman dari berbagai penjuru Indonesia. Tidak tinggal diam Mahasiswa di Makassar,  juga membangun solidaritas untuk kawan-kawan mereka yang mendapat refresifitas. Pada hari senin (7/12/2015) Mahasiswa yang tergabung dalam Solidaritas Untuk Mahasiswa Papua (SUMPA) menggelar aksi di depan pintu 1 Universitas Hasanuddin. Dalam aksinya, mereka mengecam tindak represif aparat kepolisian dan pembugkaman Demokrasi yang terjadi beberapa hari yang lalu di Jakarta.
Aksi Solidaritas ini bertujuan untuk mengabarkan kepada semua orang bahwa Orang Papua juga saudara kita, ujar Ray salah satu massa aksi. Lebih lanjut dia mengatakan bahwa “Aksi yang kami lakukan hari ini adalah awal untuk sebuah gerakan besar yang membuktikan bahwa pelanggaran HAM masih saja merajalela, bukan hanya di Papua bahkan disemua daerah mengalami hal tersebut. Contohnya ketika aksi buruh menolak PP No 78 tentang Pengupahan yang juga dibubarkan paksa oleh polisi. Beberapa hari kedepan kami akan kembali turun ke jalan untuk menyuarakan hak-hak kami dan hak saudara kami di Papua, tutupnya.
Orasi oleh salah satu massa Aksi, Mengecam tindakan Refresif Polisi terhadap Kawan Kawannya di Jakarta pada Selasa lalu (1/12/15)
Orasi Andi Yeimo massa Aksi, Mengecam tindakan Refresif Polisi terhadap Kawan Kawannya di Jakarta pada Selasa lalu (1/12/15)
Dalam aksi yang berlangsung sekitar dua jam tersebut, massa aksi juga membagikan selebaran dan memasang spanduk disekitar jalan yang berisikan tuntutan mereka. Bahkan aksi solidaritas yang dilakukan sempat membuat polisi yang mengatur lalu lintas di lokasi tersebut naik darah. Hal tersebut di ungkapkan Maiky kepada reportercaka, itu orang yang disana (sambil menunjuk seorang polisi yang tidak berseragam)“na ancam ka‘, nabilang “we mundur-mundur, jangan terlalu masuk di jalan, dari pada saya hambur aksimu” ”.
Terdapat beberapa poin yang menjadi tuntutan mereka yaitu : 1). Tutup semua perusahaan asing multinational corporation yang beroperasi di Papua, 2). Tarik mundur TNI dan Polri dari tanah Papua, 3) Menolak semua bentuk produk politik yang diberikan pemerintah Indonesia ke Papua seperti UP4B. Menurut Kristian Degei dengan suara lantang, bahwa selama ini Papua hanya dijadikan lahan eksploitasi Perusahaan Asing dan menjadikan Orang Papua sebagai “anak tiri” Indonesia. Oleh sebab itu biarkan kami Papua menentukan nasib sendiri.
Aksi Solidaritas Untuk Mahasiswa Papua (SUMPA), (7/12/15)
Orasi oleh Kristian Degeibo Aksi, Mengecam tindakan Refresif Polisi terhadap Kawan Kawannya Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) di Jakarta  (SUMPA), (7/12/15)

0 komentar:

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com