Kamis, 05 Februari 2015

MAHASISWA PAPUA DI KOTA STUDI MENDUKUNG STATMEN GUBERNUR PAPUA TENTANG PENOLAKAN PEMBAGUNAN SMELTER DI GRESIK JAWA TIMUR



FORUM SOLIDARITAS  MAHASISWA PAPUA & MASYARAKAT PAPUA
 DI KOTA MAKASSAR TAHUN, 2014/2015
Mahasiswa papua mendukung terhadap statmen Lukas Enembe (Gubernur Papua) penolakan pembangunan pengelolahan dan pemurnian bahan mentah mineral (Smelter) di Gresik Jawa Timur, karena keberadaan PT Freeport bukan ada di jawa melainkan ada dipapua yang harus bangun diwilayah papua. Sebab selama ini pengelolaan hasil tambang dilakukan di Amerika bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dengan hasil kekuasaan 90,64% dikuasi oleh Amerika serikat dan hanya 9,36% yang dikembalikan ke Indonesia sebagai bahan imbalan yang tidak wajar secara pembagian devidennya. Sekalipun sekian tahun beroperasi eksploitasi dan mengekspansi untuk akomodasi demi mengakumulasi keuntungan, namun masyarakat sampai pada hari ini tidak dapat dirasakan kehadiran PT.Freepor perusahan saham milik Amerika raksasa dunia yang mampu menjamin ribuan Negara di dunia dengan jumlah penghasil perhari 14 miliar malahan selalu dramatis dengan segala diskriminasi melalui politik adu domba diantara masyarakat sehingga distigmakan dengan pengacau keamanan sekitar pertambangan.
Sementara masyarakat papua tidak memberikan sebagai Comporate Social Responcibility ( tanggung jawab social)pun belum terpenuhi dengan keinginan masyarakat seutunya. Dengan demikian justru keamanan indoneisa menaikan transaksi upah paling tinggi sehingga masyarakat tergolong miskin secara ekonomi. UU NO 11 tahun 1967  pasal 27 menegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak atas tanah yang dijadikan kawasan pertambangan berhak diberikan ganti rugi oleh perusahaan yang bersangkutan. Namun realitasnya pemerintah Indonesia berpura-pura terhadap UU No 4 tahun 2009 tentang melarang ekport bahan mentah mineral diluar negeri yang ditetapkan sendiri. Kemudian pajak PT freepot yang dibayar oleh Amerika kepada Indonesia, pemilik tambang,tanah wilayah tidak dapat dirasakan oleh masyarakat papua pada umumnya dan pada khsusnya 7 suku yang berada sekitar tambang
Ketika PT Freeport bangun dipapua maka secara otomatis papua bisa terjadi peningkatan ekonomi karena penyediaan lapangan bekerjaan dan pengelolahaanya letak strategis yang tepat, semua kekayaan alam baik hasil bumi,laut dan udara wajib hukumnya bagi masyarakat papua, jika dikatan wilayah tidak cukup untuk membangun Smelter dipapua bukan sebuah alasan yang tepat melainkan hanya rencana terselubung antara pemerintah Indonesia dengan PT. Freeport dan Amerika atas dasar kepentingan olehnya itu, semua elemen masyarakat papua menolak dengan tegas agar PT Freeport tetap akan membangun di tana papua karena papua mempunyai tanah, pemerintah uang yang menjadi penunjang akan akses semua fasilitas untuk membangun smelter di papua. Jika smelter berhasil bangun di pulau jawa maka kemakmuran akan berlaku di jawa dan papua dijadikan sebagai corong ekonomi bagi diluar papua dengan asumsi ini,kami mahasiswa peduli rakyat papua dengan sikap:

PERNYATAAN SIKAP

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa demi terciptanya papua yang mandiri, sejahtra adil dan makmur berbasis kontribusi pengelolahan dan pemurnian bahan mineral Smelter PT. Freeport di tanah papua:
Hak atas hasil kekayaan alam papua: hasil bumi baik darat laut dan udara di bumi cenderawasih yang tidak neteral dalam pembagian hasil salah satunnya PT.Freeport oleh pemilik modal Amerika, tambang raksasa dunia bekerjasama dengan pemerintah Indonesia yang dibodohi kepada orang papua  melalui berbagai undang-undang yang tidak jelas regulasinya. Justru upah keamanan mampu melebihi dari standar demi drama konplik politik adu domba kepada rakyat papua. Untuk mengekspansi akumulasi keuntungan melalui hasil kekayaan alam terus selanjutnya pengelolaan pemurnian mineral (Smelter) yang rencana akan membangun dengan 80 hekter bernominal 28,7 trilion pertahun di Gresik Jawa Timur maka kami mahasiswa papua mendukung gubernur papua yang menolak pembangunan tersebut karena masyarakat  tetap berada pada garis kemisikinan di atas tambang raksasa dunia  ketika smelter bangun di pulau jawa oleh sebab itu pembangunan smelter harus bangun di papua karena papua mempunyai berbagai potensi yang mampu untuk diwujudkannya serta keberadaan PT. Freeportnya di papua bukan di jawa, maka kami Forum Solidaritas Mahasiswa Papua bersikap:
1.    Mendukung Pernyataan Gubernur Papua Menolak Pembangunan Pengelolaan Pemurnian Mineral (Smelter)  Di Gresik Jawa Timur
2.    Hentikan Transaksi Upah Keamanan Secara Berlebihan Di Kawasan PT.Freeport
3.    Presiden PT.Freeport Hentikan Berbisnis Secara Pribadi Atas Dasar Kepentingan

Tuntutan:

1.    Smelter harus membangun dipapua sesuai dengan keberadaan PT.Freeport
2.      Wujudkan UU No 11 tahun 1967 tentang hak atas tanah dijadikan atas kawasan pertambangan

Demikian pernyataan sikap ini, dibuat untuk dapat diketahui oleh pihak-pihak yang terkaid
Makassa, 4 Februari 2015
Jenderal Lapangan

Suarek Malik
Korlap                                                                        Wakorlap

Jecky   N                                                                 Afia Helpa
 

Rabu, 03 Desember 2014

DUKA KEPERGIAN cHARLES

MAHASISWA PAPUA DI MENUNGGU KEDATANGAN GUBERNUR PAPUA



Setelah mengirim jenasah korban dipapua mahasiswa,kembali dan melaksanakan duka bersama atas kepulangan sahabat kami,adik,kakak dan seperjuangkan kami dikota studi makassar,setelah dua dua malam satu hari,manutup duka pada hari jumat tanggal 28 November 2014 pukul 15:30 sampai selesai.
Malam pada tanggal 29 pukul 19:00 seluruh mahasiswa papua kumpul diaula besar asrama papua dalam mempersatuakan ide untuk menindaklanjuti pembunuhan terhadap Almarhuma tersebut.
Dalam rapatnya berhasil merumuskan beberapa agenda diantaranya:
1.   Menunggu Kedatangan Pemerintah Daerah Provinsi Papua
2.   Proses Hukum
3.   Klarifikasi Pemberitaan
4.   Aksi
Agenda ditetapkan dengan berbagai bertimbangan baik segi hukum maupun kondisi lingkungan yang kerap kali terus saja terjadi terhadap mahasiswa papua yang ada di kota makassar
Harapan mahasiswa papua yang ada dikota makassar pemerintah daerah provinsi papua segera hadir melihat dan melalukan sesuatu yang bisa mendapatkan keadilan hukum, bekerja sama dengan pemerintah daerah sulawesi selatan sehingga mahasiswa tetap mendapatkan perlindungan yang positif. Karena mahasiswa merupakan bagian dari negara kesatuan rebuplik indonesia, tetapi pandangan lingkungan terhadap mahasiswa selalu saja berpojokan baik dari warga maupun aparat kepolisian yang ada di makassar. Dari kasus-kesaus aparat keamanan tidak pernah menuntaskan dengan baik,namun selalu saja terabaikan,sehingga mahasiswa mengaggap ada diskriminasi terhadap mahasiswa papua. Oleh karena itu, pemerintah daerah segera mengadakan perlindungan yang berbasis hukum yang paten karena beberapa kali mengadakan MOU,melainkan tidak dapat diindakan malahan oknum polisi yang menjadi peran utama untuk melakukan anarkisme terhadap mahasiswa papua. Lingkungan menganggap terhadap mahasiswa papua, ibaratkan binatang puas yang pernah ada perikemanusiaan dan jadikan kami musuh abadi yang tidak jelas penyebab.
Melihat dan merasakan kondisi mahasiswa saat ini, semua aktivitas berhenti, karena masih ada dibawah tekanan,freeman melalui berbagai ancaman sehingga pada khusus aktivitas perkulihan mokok atau perhenti semua mahasiswa yang ada di kota makassar.

KRONOLOGI PENIKAMAN MAHASISWA PAPUA HHARLES ENUMBI DI KOTA MAKASSAR


Kejiadian kriminal terhadap mahasiswa papua yang bernama Charles Enumbi secara berencana oleh freeman dan warga sekitar dijl.mapala raya secara bertahap. Sebelum terjadi pembunuhan beberapa kali freemnan melakukan aksi adalah pertama mencuri sepeda motor merek metik yang tengah parkir didepan asrama atau kontrakan mahasiswa asal kabupaten Nduga, Pada hari jumat tanggal 14 november 2014 sore  pada pukul 15:30 dijalan mapala.
Kemudian aksi kedua yang dilakukan kembali oleh oknum freeman adalah mencuri laptop,tiga buah dengan bermerek masing-masing Sony,Thosiba dan Azus. Pada siang hari didalam kamar yang berbeda dalam keadaan sepi sementara mahasiswa sebagain melakukan aktivitas keseharian kampus,ditengah kekosongan itu, oknum freeman masuk dan merampok barang tersebut.
 Serangan ketiga yang dilakukan adalah pada tanggal 19 malam pukul 2:30,4 orang  pelaku menggunakan motor honda  2, mendatangi didepan asrama berpura–pura sambil memantau dan parkir motor tidak jauh dari depan asrama,dan sebelum melempar diasrama duduk-duduk sekitar 3 menit tidak lama kemudian melempar menggunakan batu satu kali kekaca sehingga tidak berbentuk hancur total kaca depan.
Kemudian pelaku melempar dan naik motor langsung kabur dari depan asrama tersebut. Serangan keempat yang menyebabkan melayang nyawa yang tak bermasalah adalah hari sabtu tanggal 22 November 2014 sehabis ibadah ikatan,tempat yang sama ada sebagaian mahasiswa yang pulang di kontrakan masing-masing dan sebagaian mahaiswa tetap diasrama. Pada pukul 1:15 datang dua orang menggunakan motor metik,pulang-balik dan tidak lama kemudian melempar kembali dikaca sehingga dua kaca turun dan hancur dengan menggunakan batu.
 Setelah melempar kabur,5 menit kemudian pantau kembali  menggunakan motor metik berbonjengan 3 orang dari belakang asrama menuju kedepan jl. Besar yaitu petterani dan 2 orang beronjengan dari depan jl.petterani  menujuh kebelakng asrama dan 1 orang dari belakang asrama menujuh kedepan sehingga mahasiswa menangkap oknum diduga sebagai pelaku karenamahasiswa melihat oknum atau pelaku yang berpura-pura kesana-kemari.
Oknum  langsung tinggalkan motor dan keluar melangkah beberapa jarak kemudian datang saudara bersengkongkol menaikan dia diatas motor dan pulang diarah belakang. Tidak lama kemudian dari belakang asrama kearah depan untuk serang mahasiswa secara kelompok membawah alat-alat seperti batu,balok dan alat tajam busur lainya.
 Ditengah-tengah pelemparan berlangsung, mahasiswa keluar dan serang balik saling melempar dan muncul lagi kelompok lain dengan jumlah masa yang cukup banyak dari depan asrama sehingga mahasiswa terjadi berhamburan. Penyerangan tersebut, merupakan secara berencana sehingga, ditengah-tengah penyerangan banyak kelompok yang datang dari berbagi arah mengerumuni mahasiswa tersebut. Namun mahasiswa tetap bertahan melakukan serangan balik.  Setelah melakukan saling menyerang antar freeman versus mahasiswa,hampir 1 jam lebih, kemudian datanglah polisi dan melakukan penembakan diudara tiga kali dan berhasil mengamankan situasi.
Setelah itu, Polisi mengarahkan semua mahasiswa untuk masuk dalam asrama dan hanya satu orang, untuk mnjelaskan semua koronologis penyerangan yang terjadi sebelumnya kepada polisi berjarak sekitar,10 meter dari depan asrama. Ditengah-tengah kerumunan atau komplotan polisi, korban sementara menjelaskan koronologis kejadian dan tiba-tiba terjadi penusukan ditangan kiri menembus perut sekitar pada pukul 2:30 sehingga Saat itu, korban menggunakan bahasa daerah bahwa Teman-teman saya ditikam dengan suara yang keras sehingga teman-teman lainya dari dalam asrama kaget mendengar dan keluar melihat korban, yang sudah bermuluran darah mengalir pada Charles Enumbi kemudian temannya yang bernama Wembi Murib dan Meki Telenggen langsung pegang tangan sebelah menyebelah. Polisi tidak melakukan pergerakan apa-apa saat penikaman terjadi namun justru diam begitu saja. Setelah penikaman terjadi korban tak bisa disadarkan diri sehingga mahasiswa memintah polisi untuk mengantar ke Rumah Sakit Umum Islam Faisal  dijl. Petterani, yang tidak jauh dari asrama dengan menggunakan mobil patorli yang datang menggunakan polisi sebelumnya pada pukul 3:00. Dalam perjalanan itupun korban sampaikan bahwa“ saya tidak ditikam dari warga dan freeman tetapi yang menikam saya adalah polisi sendiri dengan berciri-ciri badan besar, berpakaian kaos putih dan berjacket hitam” Sebagian mahasiswa dan polisi mengantar korban ke rumah sakit dan sebagian mahasiswa tetap diasrama.
Kemudian polisi memintah untuk mengembalikan motor yang pernah ditahan mahasiswa sebelumnya,namun mahasiswa berespon bahwa motor ini merupakan barang bukti, tetapi malahan polisi dan freeman bersatu dan memaksa untuk mengembalikan lalu mengambil motor secara paksa langsung kasih kepada pemiliknya.
Saat korban diantar di rumah sakit Unit Gawat Darurat (UGD) korban terus menyampaikan kejadian “bahwa saya tidak ditikam dari warga dan freeman tetapi yang menikam saya adalah polisi sendiri dan hal hal inipun didengar oleh pihak medis bahkan para pengantar atau teman-temannya. Setelah menikam berobat selama dua hari dua malam dan menghembuskan napas terakhir pada malam rabu pukul 19:30 dirumah sakit faisal dijalan petterani makassar sulawesi selatan. Dalam proses perawatanpun dari pihak polisi tidak satupun yang datang mengunjungi korban. Terjadi fatal karena badi yang menggunakan menikam korban mengandung beracun sehingga tidak dapat tertolong oleh pihak medis atau rumah sakit.
luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com