Kejiadian kriminal terhadap mahasiswa papua yang bernama Charles Enumbi secara berencana oleh freeman dan warga sekitar dijl.mapala raya
secara bertahap. Sebelum terjadi pembunuhan beberapa kali freemnan melakukan
aksi adalah pertama mencuri sepeda motor merek metik yang tengah parkir didepan
asrama atau kontrakan mahasiswa asal kabupaten Nduga, Pada hari jumat tanggal 14 november 2014 sore pada
pukul
15:30 dijalan mapala.
Kemudian aksi kedua yang dilakukan
kembali oleh oknum freeman adalah mencuri laptop,tiga buah dengan bermerek masing-masing
Sony,Thosiba dan Azus. Pada siang hari didalam kamar yang
berbeda dalam keadaan sepi sementara mahasiswa sebagain melakukan aktivitas
keseharian kampus,ditengah
kekosongan itu, oknum freeman
masuk dan merampok
barang tersebut.
Serangan ketiga yang dilakukan adalah pada tanggal 19
malam pukul 2:30,4 orang pelaku
menggunakan motor honda 2, mendatangi didepan asrama berpura–pura
sambil memantau dan parkir motor tidak jauh dari depan asrama,dan sebelum
melempar diasrama duduk-duduk sekitar 3 menit tidak lama kemudian melempar
menggunakan batu satu kali kekaca sehingga tidak berbentuk hancur total kaca
depan.
Kemudian pelaku melempar dan naik motor
langsung kabur dari depan asrama tersebut. Serangan keempat yang menyebabkan
melayang nyawa yang tak bermasalah adalah hari sabtu tanggal 22 November 2014 sehabis
ibadah ikatan,tempat yang sama ada sebagaian mahasiswa yang pulang di kontrakan
masing-masing dan sebagaian mahaiswa tetap diasrama. Pada pukul 1:15 datang dua
orang menggunakan motor metik,pulang-balik dan tidak lama kemudian melempar
kembali dikaca sehingga dua kaca turun dan hancur dengan menggunakan batu.
Setelah melempar kabur,5 menit kemudian pantau
kembali menggunakan motor metik
berbonjengan 3 orang dari belakang asrama menuju kedepan jl. Besar yaitu
petterani dan 2 orang beronjengan dari depan jl.petterani menujuh kebelakng asrama dan 1 orang dari
belakang asrama menujuh kedepan sehingga mahasiswa menangkap oknum diduga
sebagai pelaku karenamahasiswa
melihat oknum atau pelaku yang berpura-pura
kesana-kemari.
Oknum langsung tinggalkan motor dan keluar melangkah
beberapa jarak kemudian datang saudara bersengkongkol
menaikan dia diatas motor dan pulang
diarah belakang. Tidak lama kemudian dari belakang asrama kearah depan untuk
serang mahasiswa secara kelompok membawah alat-alat seperti batu,balok dan alat
tajam busur lainya.
Ditengah-tengah pelemparan berlangsung, mahasiswa keluar dan
serang balik saling melempar dan muncul lagi kelompok lain dengan jumlah masa
yang cukup banyak dari depan asrama sehingga mahasiswa terjadi berhamburan. Penyerangan
tersebut, merupakan secara
berencana sehingga, ditengah-tengah penyerangan banyak
kelompok yang datang dari berbagi arah mengerumuni mahasiswa tersebut.
Namun mahasiswa tetap bertahan melakukan serangan balik. Setelah melakukan saling menyerang antar
freeman versus mahasiswa,hampir 1 jam lebih, kemudian datanglah polisi
dan melakukan penembakan diudara tiga kali dan berhasil mengamankan situasi.
Setelah itu, Polisi mengarahkan semua
mahasiswa untuk masuk
dalam asrama dan hanya satu orang, untuk mnjelaskan semua koronologis
penyerangan yang terjadi sebelumnya kepada polisi berjarak sekitar,10 meter
dari depan asrama. Ditengah-tengah
kerumunan atau komplotan polisi, korban sementara menjelaskan koronologis kejadian dan
tiba-tiba terjadi penusukan ditangan kiri menembus perut sekitar pada pukul 2:30 sehingga
Saat itu, korban menggunakan bahasa daerah bahwa “Teman-teman
saya ditikam” dengan suara yang keras
sehingga teman-teman lainya dari dalam asrama kaget mendengar dan keluar melihat korban, yang sudah
bermuluran darah mengalir pada Charles Enumbi kemudian
temannya yang bernama Wembi Murib dan Meki Telenggen langsung
pegang tangan sebelah menyebelah. Polisi tidak melakukan pergerakan apa-apa saat penikaman
terjadi namun justru diam begitu saja. Setelah penikaman terjadi korban tak
bisa disadarkan diri sehingga mahasiswa memintah polisi untuk mengantar ke Rumah Sakit Umum Islam Faisal dijl.
Petterani, yang tidak jauh dari asrama dengan
menggunakan mobil patorli
yang datang menggunakan polisi sebelumnya pada pukul 3:00. Dalam perjalanan itupun korban sampaikan bahwa“ saya
tidak ditikam dari warga dan freeman tetapi yang menikam saya adalah polisi
sendiri dengan berciri-ciri badan besar, berpakaian kaos putih dan berjacket
hitam” Sebagian mahasiswa dan polisi mengantar
korban ke rumah sakit dan sebagian mahasiswa tetap diasrama.
Kemudian polisi memintah untuk
mengembalikan motor yang pernah ditahan mahasiswa sebelumnya,namun mahasiswa
berespon bahwa motor ini merupakan barang bukti, tetapi malahan polisi dan
freeman bersatu dan memaksa untuk mengembalikan lalu mengambil motor secara
paksa langsung kasih kepada pemiliknya.
Saat korban diantar
di rumah sakit Unit Gawat Darurat (UGD) korban terus menyampaikan kejadian
“bahwa saya tidak ditikam dari warga dan freeman tetapi yang menikam saya adalah
polisi sendiri dan hal hal inipun didengar oleh pihak medis bahkan para
pengantar atau teman-temannya. Setelah
menikam berobat selama dua hari dua malam dan menghembuskan napas terakhir pada
malam rabu pukul 19:30 dirumah sakit faisal dijalan petterani makassar sulawesi
selatan. Dalam proses perawatanpun dari
pihak polisi tidak satupun yang datang mengunjungi korban. Terjadi
fatal karena badi yang menggunakan menikam korban mengandung beracun sehingga
tidak dapat tertolong oleh pihak medis atau rumah sakit.