Jumat, 06 Februari 2015
Kamis, 05 Februari 2015
MAHASISWA PAPUA DI KOTA STUDI MENDUKUNG STATMEN GUBERNUR PAPUA TENTANG PENOLAKAN PEMBAGUNAN SMELTER DI GRESIK JAWA TIMUR
FORUM SOLIDARITAS
MAHASISWA PAPUA & MASYARAKAT PAPUA
DI KOTA
MAKASSAR TAHUN, 2014/2015
Mahasiswa
papua mendukung terhadap statmen Lukas Enembe (Gubernur Papua) penolakan pembangunan
pengelolahan dan pemurnian bahan mentah mineral (Smelter) di Gresik Jawa Timur,
karena keberadaan PT Freeport bukan ada di jawa melainkan ada dipapua yang
harus bangun diwilayah papua. Sebab selama ini pengelolaan hasil tambang
dilakukan di Amerika bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dengan hasil
kekuasaan 90,64% dikuasi oleh Amerika serikat dan hanya 9,36% yang dikembalikan
ke Indonesia sebagai bahan imbalan yang tidak wajar secara pembagian
devidennya. Sekalipun sekian tahun beroperasi eksploitasi dan mengekspansi
untuk akomodasi demi mengakumulasi keuntungan, namun masyarakat sampai pada
hari ini tidak dapat dirasakan kehadiran PT.Freepor perusahan saham milik Amerika raksasa dunia yang mampu menjamin ribuan Negara di dunia dengan jumlah
penghasil perhari 14 miliar malahan selalu dramatis dengan segala diskriminasi melalui
politik adu domba diantara masyarakat sehingga distigmakan dengan pengacau
keamanan sekitar pertambangan.
Sementara
masyarakat papua tidak memberikan sebagai Comporate
Social Responcibility ( tanggung jawab social)pun belum terpenuhi dengan
keinginan masyarakat seutunya. Dengan demikian justru keamanan indoneisa
menaikan transaksi upah paling tinggi sehingga masyarakat tergolong miskin
secara ekonomi. UU NO 11 tahun 1967 pasal 27 menegaskan
bahwa setiap orang mempunyai hak atas tanah yang dijadikan kawasan pertambangan
berhak diberikan ganti rugi oleh perusahaan yang bersangkutan. Namun realitasnya
pemerintah Indonesia berpura-pura terhadap UU No 4 tahun 2009 tentang melarang
ekport bahan mentah mineral diluar negeri yang ditetapkan sendiri. Kemudian pajak
PT freepot yang dibayar oleh Amerika kepada Indonesia, pemilik tambang,tanah
wilayah tidak dapat dirasakan oleh masyarakat papua pada umumnya dan pada
khsusnya 7 suku yang berada sekitar tambang
Ketika
PT Freeport bangun dipapua maka secara otomatis papua bisa terjadi peningkatan
ekonomi karena penyediaan lapangan bekerjaan dan pengelolahaanya letak
strategis yang tepat, semua kekayaan alam baik hasil bumi,laut dan udara wajib
hukumnya bagi masyarakat papua, jika dikatan wilayah tidak cukup untuk membangun
Smelter dipapua bukan sebuah alasan yang tepat melainkan hanya rencana
terselubung antara pemerintah Indonesia dengan PT. Freeport dan Amerika atas
dasar kepentingan olehnya itu, semua elemen masyarakat papua menolak dengan
tegas agar PT Freeport tetap akan membangun di tana papua karena papua
mempunyai tanah, pemerintah uang yang menjadi penunjang akan akses semua
fasilitas untuk membangun smelter di papua. Jika smelter berhasil bangun di
pulau jawa maka kemakmuran akan berlaku di jawa dan papua dijadikan sebagai
corong ekonomi bagi diluar papua dengan asumsi ini,kami mahasiswa peduli rakyat
papua dengan sikap:
PERNYATAAN SIKAP
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa demi
terciptanya papua yang mandiri, sejahtra adil dan makmur berbasis kontribusi
pengelolahan dan pemurnian bahan mineral Smelter PT. Freeport di tanah papua:
Hak atas hasil kekayaan
alam papua: hasil bumi baik darat laut dan udara di bumi cenderawasih yang
tidak neteral dalam pembagian hasil salah satunnya PT.Freeport oleh pemilik
modal Amerika, tambang raksasa dunia bekerjasama dengan pemerintah Indonesia
yang dibodohi kepada orang papua melalui
berbagai undang-undang yang tidak jelas regulasinya. Justru upah keamanan mampu
melebihi dari standar demi drama konplik politik adu domba kepada rakyat papua.
Untuk mengekspansi akumulasi keuntungan melalui hasil kekayaan alam terus
selanjutnya pengelolaan pemurnian mineral (Smelter) yang rencana akan membangun
dengan 80 hekter bernominal 28,7 trilion pertahun di Gresik Jawa Timur maka kami
mahasiswa papua mendukung gubernur papua yang menolak pembangunan tersebut karena
masyarakat tetap berada pada garis
kemisikinan di atas tambang raksasa dunia
ketika smelter bangun di pulau jawa oleh sebab itu pembangunan smelter
harus bangun di papua karena papua mempunyai berbagai potensi yang mampu untuk
diwujudkannya serta keberadaan PT. Freeportnya di papua bukan di jawa, maka
kami Forum Solidaritas Mahasiswa Papua bersikap:
1. Mendukung
Pernyataan Gubernur Papua Menolak Pembangunan Pengelolaan Pemurnian Mineral (Smelter) Di Gresik Jawa Timur
2.
Hentikan Transaksi Upah Keamanan Secara
Berlebihan Di Kawasan PT.Freeport
3.
Presiden PT.Freeport Hentikan Berbisnis Secara
Pribadi Atas Dasar Kepentingan
Tuntutan:
1. Smelter
harus membangun dipapua sesuai dengan keberadaan PT.Freeport
2. Wujudkan
UU No 11 tahun 1967 tentang hak atas tanah dijadikan atas kawasan pertambangan
Demikian pernyataan sikap ini,
dibuat untuk dapat diketahui oleh pihak-pihak yang terkaid
Makassa, 4 Februari 2015
Jenderal Lapangan
Suarek Malik
Korlap
Wakorlap
Jecky N Afia Helpa
Rabu, 03 Desember 2014
MAHASISWA PAPUA DI MENUNGGU KEDATANGAN GUBERNUR PAPUA
Setelah
mengirim jenasah korban dipapua mahasiswa,kembali dan melaksanakan duka bersama
atas kepulangan sahabat kami,adik,kakak dan seperjuangkan kami dikota studi
makassar,setelah dua dua malam satu hari,manutup duka pada hari jumat tanggal
28 November 2014 pukul 15:30 sampai selesai.
Malam
pada tanggal 29 pukul 19:00 seluruh mahasiswa papua kumpul diaula besar asrama
papua dalam mempersatuakan ide untuk menindaklanjuti pembunuhan terhadap Almarhuma
tersebut.
Dalam
rapatnya berhasil merumuskan beberapa agenda diantaranya:
1.
Menunggu Kedatangan Pemerintah
Daerah Provinsi Papua
2.
Proses Hukum
3.
Klarifikasi Pemberitaan
4.
Aksi
Agenda
ditetapkan dengan berbagai bertimbangan baik segi hukum maupun kondisi
lingkungan yang kerap kali terus saja terjadi terhadap mahasiswa papua yang ada
di kota makassar
Harapan
mahasiswa papua yang ada dikota makassar pemerintah daerah provinsi papua segera
hadir melihat dan melalukan sesuatu yang bisa mendapatkan keadilan hukum, bekerja
sama dengan pemerintah daerah sulawesi selatan sehingga mahasiswa tetap
mendapatkan perlindungan yang positif. Karena mahasiswa merupakan bagian dari
negara kesatuan rebuplik indonesia, tetapi pandangan lingkungan terhadap
mahasiswa selalu saja berpojokan baik dari warga maupun aparat kepolisian yang
ada di makassar. Dari kasus-kesaus aparat keamanan tidak pernah menuntaskan
dengan baik,namun selalu saja terabaikan,sehingga mahasiswa mengaggap ada
diskriminasi terhadap mahasiswa papua. Oleh karena itu, pemerintah daerah
segera mengadakan perlindungan yang berbasis hukum yang paten karena beberapa
kali mengadakan MOU,melainkan tidak dapat diindakan malahan oknum polisi yang
menjadi peran utama untuk melakukan anarkisme terhadap mahasiswa papua.
Lingkungan menganggap terhadap mahasiswa papua, ibaratkan binatang puas yang
pernah ada perikemanusiaan dan jadikan kami musuh abadi yang tidak jelas
penyebab.
Melihat dan merasakan
kondisi mahasiswa saat ini, semua aktivitas berhenti, karena masih ada dibawah
tekanan,freeman melalui berbagai ancaman sehingga pada khusus aktivitas
perkulihan mokok atau perhenti semua mahasiswa yang ada di kota makassar.KRONOLOGI PENIKAMAN MAHASISWA PAPUA HHARLES ENUMBI DI KOTA MAKASSAR
Kejiadian kriminal terhadap mahasiswa papua yang bernama Charles Enumbi secara berencana oleh freeman dan warga sekitar dijl.mapala raya
secara bertahap. Sebelum terjadi pembunuhan beberapa kali freemnan melakukan
aksi adalah pertama mencuri sepeda motor merek metik yang tengah parkir didepan
asrama atau kontrakan mahasiswa asal kabupaten Nduga, Pada hari jumat tanggal 14 november 2014 sore pada
pukul
15:30 dijalan mapala.
Kemudian aksi kedua yang dilakukan
kembali oleh oknum freeman adalah mencuri laptop,tiga buah dengan bermerek masing-masing
Sony,Thosiba dan Azus. Pada siang hari didalam kamar yang
berbeda dalam keadaan sepi sementara mahasiswa sebagain melakukan aktivitas
keseharian kampus,ditengah
kekosongan itu, oknum freeman
masuk dan merampok
barang tersebut.
Serangan ketiga yang dilakukan adalah pada tanggal 19
malam pukul 2:30,4 orang pelaku
menggunakan motor honda 2, mendatangi didepan asrama berpura–pura
sambil memantau dan parkir motor tidak jauh dari depan asrama,dan sebelum
melempar diasrama duduk-duduk sekitar 3 menit tidak lama kemudian melempar
menggunakan batu satu kali kekaca sehingga tidak berbentuk hancur total kaca
depan.
Kemudian pelaku melempar dan naik motor
langsung kabur dari depan asrama tersebut. Serangan keempat yang menyebabkan
melayang nyawa yang tak bermasalah adalah hari sabtu tanggal 22 November 2014 sehabis
ibadah ikatan,tempat yang sama ada sebagaian mahasiswa yang pulang di kontrakan
masing-masing dan sebagaian mahaiswa tetap diasrama. Pada pukul 1:15 datang dua
orang menggunakan motor metik,pulang-balik dan tidak lama kemudian melempar
kembali dikaca sehingga dua kaca turun dan hancur dengan menggunakan batu.
Setelah melempar kabur,5 menit kemudian pantau
kembali menggunakan motor metik
berbonjengan 3 orang dari belakang asrama menuju kedepan jl. Besar yaitu
petterani dan 2 orang beronjengan dari depan jl.petterani menujuh kebelakng asrama dan 1 orang dari
belakang asrama menujuh kedepan sehingga mahasiswa menangkap oknum diduga
sebagai pelaku karenamahasiswa
melihat oknum atau pelaku yang berpura-pura
kesana-kemari.
Oknum langsung tinggalkan motor dan keluar melangkah
beberapa jarak kemudian datang saudara bersengkongkol
menaikan dia diatas motor dan pulang
diarah belakang. Tidak lama kemudian dari belakang asrama kearah depan untuk
serang mahasiswa secara kelompok membawah alat-alat seperti batu,balok dan alat
tajam busur lainya.
Ditengah-tengah pelemparan berlangsung, mahasiswa keluar dan
serang balik saling melempar dan muncul lagi kelompok lain dengan jumlah masa
yang cukup banyak dari depan asrama sehingga mahasiswa terjadi berhamburan. Penyerangan
tersebut, merupakan secara
berencana sehingga, ditengah-tengah penyerangan banyak
kelompok yang datang dari berbagi arah mengerumuni mahasiswa tersebut.
Namun mahasiswa tetap bertahan melakukan serangan balik. Setelah melakukan saling menyerang antar
freeman versus mahasiswa,hampir 1 jam lebih, kemudian datanglah polisi
dan melakukan penembakan diudara tiga kali dan berhasil mengamankan situasi.
Setelah itu, Polisi mengarahkan semua
mahasiswa untuk masuk
dalam asrama dan hanya satu orang, untuk mnjelaskan semua koronologis
penyerangan yang terjadi sebelumnya kepada polisi berjarak sekitar,10 meter
dari depan asrama. Ditengah-tengah
kerumunan atau komplotan polisi, korban sementara menjelaskan koronologis kejadian dan
tiba-tiba terjadi penusukan ditangan kiri menembus perut sekitar pada pukul 2:30 sehingga
Saat itu, korban menggunakan bahasa daerah bahwa “Teman-teman
saya ditikam” dengan suara yang keras
sehingga teman-teman lainya dari dalam asrama kaget mendengar dan keluar melihat korban, yang sudah
bermuluran darah mengalir pada Charles Enumbi kemudian
temannya yang bernama Wembi Murib dan Meki Telenggen langsung
pegang tangan sebelah menyebelah. Polisi tidak melakukan pergerakan apa-apa saat penikaman
terjadi namun justru diam begitu saja. Setelah penikaman terjadi korban tak
bisa disadarkan diri sehingga mahasiswa memintah polisi untuk mengantar ke Rumah Sakit Umum Islam Faisal dijl.
Petterani, yang tidak jauh dari asrama dengan
menggunakan mobil patorli
yang datang menggunakan polisi sebelumnya pada pukul 3:00. Dalam perjalanan itupun korban sampaikan bahwa“ saya
tidak ditikam dari warga dan freeman tetapi yang menikam saya adalah polisi
sendiri dengan berciri-ciri badan besar, berpakaian kaos putih dan berjacket
hitam” Sebagian mahasiswa dan polisi mengantar
korban ke rumah sakit dan sebagian mahasiswa tetap diasrama.
Kemudian polisi memintah untuk
mengembalikan motor yang pernah ditahan mahasiswa sebelumnya,namun mahasiswa
berespon bahwa motor ini merupakan barang bukti, tetapi malahan polisi dan
freeman bersatu dan memaksa untuk mengembalikan lalu mengambil motor secara
paksa langsung kasih kepada pemiliknya.
Saat korban diantar
di rumah sakit Unit Gawat Darurat (UGD) korban terus menyampaikan kejadian
“bahwa saya tidak ditikam dari warga dan freeman tetapi yang menikam saya adalah
polisi sendiri dan hal hal inipun didengar oleh pihak medis bahkan para
pengantar atau teman-temannya. Setelah
menikam berobat selama dua hari dua malam dan menghembuskan napas terakhir pada
malam rabu pukul 19:30 dirumah sakit faisal dijalan petterani makassar sulawesi
selatan. Dalam proses perawatanpun dari
pihak polisi tidak satupun yang datang mengunjungi korban. Terjadi
fatal karena badi yang menggunakan menikam korban mengandung beracun sehingga
tidak dapat tertolong oleh pihak medis atau rumah sakit.