Ini sikap KNPB, dari bumi Amungsa, tempat perampok Freeport beroperasi, saya dan rakyat West Papua mengecam keras tindakan biadab aparat kolonial Indonesia di Jakarta di bawa pimpinan Tito Karnavian, Kapolda Metro Jaya, yang secara brutal telah memukul, menangkap ratusan Mahasiswa Papua dan menembak Mahasiswa Niko Suhun. Kami juga mengecam Tito Karnavian yang merupakan aktor berbagai aksi teror di West Papua yang telah menewaskan banyak aktivis dan rakyat sipil Papua. Kekerasan terhadap gerakan demokratis mahasiswa ini sejalan dengan pernyataan Tito Karnavian bulan Oktober lalu bahwa' "Polisi melanggara HAM itu boleh".
Hari ini, Tito
Karnavian dan aparat brengsek di pusat ibukota kolonial Indonesia, membuktikan
dan menyatakan kepada seluruh dunia tentang wajah kekerasan penguasa kolonial
Indonesia yang sedang diterapkan di West Papua. Kami sudah menduga dari jauh
hari bahwa penguasa kolonial mengkondisian opini publik, dengan menjadikan 1
Desember sebagai momok yang berdarah-darah, karena suudah berjalan tindakan
penangkapan, penculikan, dan penembakan sebelum tanggal hari ini, 1 Desember
2015. Kasus penculikan di Sentani oleh Kopassus, kasus penodongan di Kota Raja
oleh Brimob, hingga penembakan di Mamberamo dan Serui tadi malam adalah real
militerisme yang terstruktur.
Publik nasional
Indonesia dibodohi dengan pembohongan publik yang dilakukan oleh para jenderal
ini, yakni Paulus Waterpau yang membuat pernyataan para pembersih lapangan
ibadah di Nabire mengibarkan bendera, lalu hari ini di Jakarta melalui media detik.com bahwa
alasan membubaran aksi karena Mahasiswa membawa bendera bintang fajar. Inilah
pembohongan yang dilakukan untuk memuluskan kepentingan ketenaran, jabatan, dan
uang operasional TNI dan Polri. Inilah budaya para jenderal perusak kemanusiaan
dunia yang harus dilawan oleh rakyat tertindas di Indonesia, maupun dunia tanpa
batas keyakinan politik masing-masing.
Yang harus dipahami
oleh siapapun makluk di dunia ini adalah bahwa kebenaran sejarah tidak dapat
dihilangkan dengan bedil senjata. Siapapun dan apapun gerakannya, penghormatan
terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan ekspresi politiknya harus dilindungi oleh
negara manapun di dunia ini. Apalagi rakyat West Papua, diatas wilayahnya, yang
dimana kolonialisme dan kapitalisme telah meraup kepentingan ekonomi dari
sumber daya alam Papua. Bahwa rakyat West Papua hari ini yang kau korbankan
tidak berjuang untuk meminta bagi hasil Freeport yang kau ributi hari demi hari
dengan kerakusanmu yang menggila. Rakyat West Papua tidak butuh itu. Mereka
berdiri di depan gedung-gedung mewah di Jakarta yang kau bangun dengan
kekayaannya hari ini untuk tujuan menuntut hak politik yang kau curi 19 hari
setelah deklarasi manifesto politik 1 Desember 1961.
Ingatlah penjajah, hari
ini, diatas negeri ini, aktivitas pemerintahan kolonialisme tidak berjalan
alias libur bersama untuk memperingati dan menghormati hari dimana 54 tahun
lalu kami medeklarasikan diri sebagai sebuah bangsa dan negara. Rakyat West
Papua yang kau jajah dengan sesadar-sadarnya telah bersiap untuk menentukan
nasib mereka sendiri. Tentu kau tidak akan berhasil menghalangi darah juang
segenap rakyat West Papua yang semakin muak dengan tidakanmu.
Dengan tidakanmu
hari ini kau sendir telah menyatakan kepada dunia bahwa kami bukan bagian dari
bangsa Indonesia, tetapi benar bahwa kami bangsa Papua. Itu jugalah yang akan
menjadi alasan kenapa kami akan terus memberontak melawanmu hingga titik darah
penghabisan.
Kami pasti menang!
Dari kami yang kau jajah, di tempat yang kau rampok. Bumi Amungsa, Timika, West Papua
Victor
Yeimo
Ketua Umum KNPB
Ketua Umum KNPB
0 komentar:
Posting Komentar